Tidak hanya melibatkan para pakar berbagai bidang dari Perguruan Tinggi terkemuka di Jawa Timur, para akademisi dari Perguruan Tinggi se-Madura, dan para pejabat berwenang dari 4 Kabupaten, Universitas Trunojoyo sebagai motor penggerak perancangan konsep percepatan pembangunan Madura pasca Suramadu juga melibatkan para Ulama se-Madura untuk didengarkan aspirasi dan pendapat mereka guna kematangan konsep yang nantinya akan dibahas di DPR –RI.
Pertemuan yang berlangsung di Auditorium Universitas Trunojoyo, pada hari Rabu, 24 Desember 2008 ini dihadiri oleh Rektor Universitas Trunojoyo, Wakil Bupati Bangkalan, Tim Program Percepatan Pembangunan Madura, para pimpinan pesantren, perwakilan ormas islam, dan pengurus Majelis Ulama Indonesia dari 4 (empat) Kabupaten. Pertemuan yang lebih diarahkan pada jajak pendapat atau diskusi ini terdiri dari beberapa pokok acara, antara lain: Sambutan Rektor Universitas Trunojoyo, Sambutan Bupati Bangkalan yang diwakili oleh Wakil Bupati, Drs. H. Syafik, MM, kemudian dilanjutkan dengan acara inti yakni: pemaparan hasil diskusi pakar oleh Tim Percepatan Pembangunan Madura, serta diskusi. Acara inti ini dipandu langsung oleh Drs. Ec.Muh. Syarif,MM.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Trunojoyo Prof.Dr. Ir.H. Ariffin,MS optimis akan realisasi hasil pertemuan ini nantinya akan ditidaklanjuti oleh pemerintah Propinsi Jawa Timur. Rektor menyampaikan bahwa telah banyak kegiatan serupa yang dilakukan oleh berbagai pihak melalui forum diskusi ataupun debat ilmiah mengenai pembangunan Madura pasca Suramadu, namun nihil tindak lanjutnya dan hanya menjadi curahan hati masyarakat madura. Berbeda dengan kegiatan kali ini, konsep pembangunan yang ditawarkan InsaAllah akan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur, mengingat kegiatan yang diselenggarakan Universitas Trunojoyo ini merupakan permintaan langsung dari pemerintah propinsi. Madura harus dipandang sebagai bagian utuh dari Jawa Timur, sehingga dalam proses penyusunan program pembangunan Jawa Timur baik jangka menengah maupun jangka panjang harus memasukkan konsep pembangunan Madura secara utuh. Oleh karena itu, dukungan ataupun dorongan moral dari masyarakat Madura sangatlah dibutuhkan untuk mengawal pembahasan rencana pembangunan Madura di DPR nantinya. Rektor juga mengungkapkan bahwa keberadaan ulama yang mewarnai kehidupan mayoritas masyarakat Madura menjadi energi positif yang diharapkan untuk mendukung kegiatan ini, sehingga kekhawatiran-kekhawatiran terhadap pembangunan Madura ke depan dapat dipersiapkan antisipasinya secara terstruktur.
Senada dengan Rektor, Wakil Bupati Bangkalan juga mengajak para ulama untuk turut berperan serta dalam proses perencanaan Madura ke depan. Konsep pembangunan Madura harus direncanakan sebaik mungkin, karena jika tidak maka Madura akan sulit sekali membendung terjadinya transformasi budaya besar-besaran. Sebagai pengawal moral pembangunan, Ulama diharapkan dapat bersatu dalam sebuah komunitas yang berlandaskan syariat dan bebas dari nilai-nilai politik, berkolaborasi memainkan peran strategisnya dalam mempertahankan nilai-nilai moral dan membentuk mentalitas masyarakat Madura.
Demi mewujudkan harapan tersebut, para Ulama yang hadir dalam kesempatan tersebut berencana untuk mengaktifkan kembali Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) sebagai forum ulama yang dipandang cukup representatif dan independen. Drs. KH.Nuruddin Ar- Rahman selaku salah satu koordinator BASSRA menyatakan kesiapannya untuk mengawal dan memberikan input yang konstruktif terhadap rencana pembangunan Madura ke depan, sehingga dapat merealisasikan Pembangunan Maduran yang Islami. (HUMAS)
Sumber :
http://berita.trunojoyo.ac.id/?p=214
30 Desember 2008
Selasa, 26 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar